tulisan

Welcome Blog PT.Sony Music Indonesia

Selasa, 19 April 2011

IP Address Dan Subnetting

Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya. Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Peran alamat IP adalah sebagai berikut: "Sebuah nama menunjukkan apa yang kita mencari. Sebuah alamat menunjukkan di mana ia berada. Sebuah route menunjukkan bagaimana menuju ke sana.

Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP sebagai nomor 32-bit, dan sistem ini, yang kini bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4), masih digunakan hari ini. Namun, karena pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP, dikembangkan sistem baru (IPv6), menggunakan 128 bit untuk alamat, dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.

Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.

Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4 menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC 1918. Alamat IP private ini dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan pribadi / private network. Mereka sering digunakan dengan Network Address Translation (NAT) untuk menyambung ke Internet umum global.
 
Untuk  beberapa  alasan  yang menyangkut  efisiensi  IP  Address, mengatasi  masalah  topologi  network  dan  organisasi,  network administrator  biasanya melakukan  subnetting.  Esensi  dari  subnetting adalah  “memindahkan”  garis  pemisah  antara  bagian  network  dan bagian  host  dari  suatu  IP  Address.  Beberapa  bit  dari  bagian  host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara  ini menciptakan  sejumlah network  tambahan,  tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Subnetting  juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media  fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu,  dengan  subnetting,  seorang  Network  Administrator  dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan  besar  kepada  setiap departemen,  untuk  memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.
Suatu  subnet  didefinisikan  dengan  mengimplementasikan masking bit  (subnet mask  ) kepada  IP Address. Struktur  subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address yang “ditutupi” (masking) oleh bit-bit  subnet mask yang  aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai  network  bit.  Bit  1  pada  subnet  mask  berarti  mengaktifkan masking  (  on  ),  sedangkan  bit  0  tidak  aktif  (  off  ).    Sebagai  contoh kasus,  mari  kita  ambil  satu  IP  Address  kelas  A  dengan  nomor 44.132.1.20. Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :
tabel-subnet1
Dengan aturan standard, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host adalah 132.1.20. Network  tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16 juta host yang  terhubung langsung. Misalkan pada address  ini akan akan diimplementasikan  subnet mask  sebanyak 16  bit  255.255.0.0.(  Hexa  =  FF.FF.00.00  atau  Biner  = 11111111.11111111.00000000.00000000 ). Perhatikan bahwa pada 16 bit  pertama  dari  subnet mask  tersebut  berharga  1,  sedangkan  16  bit berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit pertama dari suatu  IP Address yang dikenakan  subnet mask  tersebut akan dianggap  sebagai network bit.  Nomor  network  akan  berubah  menjadi  44.132  dan  nomor  host menjadi  1.20.  Kapasitas  maksimum  host  yang  langsung  terhubung pada network menjadi sekitar 65 ribu host.
Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan subnet mask tersebut pada satu network  kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan kapasitas masing-masing subnet etara  network  kelas  B.  Penerapan  subnet  yang  lebih  jauh  seperti 255.255.255.0  (  24  bit  )  pada  kelas  A  akan  menghasilkan  jumlah network  yang  lebih    besar  (  lebih  dari  65  ribu  network  )  dengan kapasitas  masing-masing  subnet  sebesar  256  host.
Network  kelas  C juga  dapat  dibagi-bagi  lagi  menjadi  beberapa  subnet  dengan menerapkan  subnet  mask  yang  lebih  tinggi  seperti  untuk  25  bit
(255.255.255.128),  26  bit  (255.255.255.192),  27  bit  (255.255.255.224) dan seterusnya.
Subnetting dilakukan pada  saat konfigurasi  interface. Penerapan subnet  mask  pada  IP  Address  akan  mendefinisikan  2  buah  address baru, yakni Network Address dan Broadcast Address. Network address didefinisikan  dengan menset  seluruh  bit  host  berharga  0,  sedangkan broadcast  address  dengan  menset  bit  host  berharga  1.  Seperti  yang telah  dijelaskan  pada  bagian  sebelumnya,  network  address  adalah alamat network yang berguna pada informasi routing. Suatu host yang tidak  perlu mengetahui    address  seluruh  host  yang  ada  pada network yang  lain.  Informasi  yang  dibutuhkannya  hanyalah  address  dari network yang akan dihubungi  serta gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address dan broadcast address  dapat  dilihat  pada  Tabel  di  bawah.  Dari  tabel  dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet/subnet address melalui subnetting.
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar